Melali buku “Life Workbook” Anand Krisnna berpesan agar jangan takut, namun tidak juga asal bertindak membabi buta. Tetap berpegang kepada kesadaran, dimana tidak takut berarti tidak khawatir. Mari sama-sama kita simak pesan Beliau lebih dalam lagi:
Jangan takut menghadapi kenyataan hidup. Jangan takut mengahadapi stress berat, jangan takut memikul beban. Jangan melarikan diri. Kendati tidak takut, janganlah bertindak anarkis. Jangan seperti kerbau lepas kendali. Jangan membalas tindakan yang tidak bertanggungjawab dengan tindakan serupa. Pertahankanlah kewarasan serta kesadaran diri! Masih ingat Maximum Risk Theory kan? Mati, kematian adalah resiko maksimum, yang tak dapat dihindari. Lalu apa yang harus ditakuti? Tetapi, tidak berarti kita “mencari mati”. “Tidak takut mati” tidak membenarkan aksi bunuh diri. Tidak takut mati berarti tidak khawatir akan kematian. Tidak takut mati berarti bekerja sekuat tenaga, menyelesaikan pekerjaan setiap hari, karena barangkali hari ini adalah hari terakhir. Berusahalah untuk tidak meninggalkan pekerjaan yang belum selesai, karena Anda pula yang kemudian harus menyelesaikannya. Untuk itu, terpaksa Anda harus “kembali”.
Selanjutnya Beliau menambahkan penjelasan lebih dalam lagi, mari sama-sama kita simak penjelasan Beliau masih dari dalam buku yang sama:
Rasa takut menciptakan kekerasan. Sering seorang meditator pun menjadi penakut, karena ia tidak menyalurkan energi yang diperolehnya dari meditasi untuk mengatasi rasa takut. Energi itu malah memperkuat rasa takutnya. Pada dasarnya setiap orang, bahkan setiap makhluk, memiliki rasa takut. Tidak satu pun makhluk bebas dari rasa yang paling mendasar itu. Seorang meditator mesti menggunakan seluruh energinya untuk mengatasi rasa takut. Jika tidak, dan energi itu bersarang di dalam diri dan memperkuat rasa takut, ia menjadi penakut yang luar biasa, melebihi seorang non meditator. Karena itu, para guru selalu menciptakan program-program penyaluran, di mana para mediator ditantang untuk menjadi pemberani; untuk maju ke garis paling depan. Sayang, banyak yang tidak memahami hal ini, dan memisahkan latihan meditasi dari kehidupan meditative, sehingga energi meditasi yang semestinya membebaskan mereka malah membebani mereka.
Sebuh Kisah Untuk Bahan Renungan
Seorang pemburu ketakutan dikejar harimau dan segera memanjat pohon. Harimau tersebut sedang kelaparan dan takut mati, sehingga tidak mau melepaskan mangsanya, dia menunggu di bawah pohon sambil memperhatikan mangsanya. Adalah seekor beruang yang tinggal di atas pohon diminta harimau untuk mendorong sang pemburu jatuh sehingga harimau dapat memangsa pemburu tersebut.
Beruang tersebut menolak, karena tamu yang datang tidak diundang adalah wujud Gusti Pangeran, dia harus menerima tamu dengan keramahan. Tidak berapa lama, beruang itu mengantuk dan tidur. Harimau yang menunggu di bawah berkata kepada sang pemburu bahwa dirinya sangat lapar. Setelah makan apakah sang pemburu ataupun beruang dia akan pergi.
Sang pemburu yang ketakutan hanya berpikir tentang keselamatan dirinya sendiri, dia mendorong beruang yang tidur agar jatuh ke bawah pohon. Adalah nasib beruang yang baik saat jatuh dia bisa menangkap sebuah cabang dan menyelamatkan diri naik ke pohon yang lebih tinggi. Harimau itu berkata kepada beruang agar dia tidak mempercayai manusia, dia telah mememberi tempat berlindung tapi orang yang tidak tahu berterima kasih tersebut malah mendorongnya agar jatuh ke dalam bahaya. Harimau minta beruang mendorong pemburu yang tidak tahu diri dari atas pohon.
Beruang tersebut berkata bahwa dia telah melakukan tugas dia, melayani tamu dengan baik. Semua orang harus menghadapi konsekuensi dari hukum sebab-akibat.
“Tugas saya adalah melayani tamu dengan baik, itu sudah saya lakukan. Saya dijahati orang adalah karena tindakan jahat saya masa lalu yang sudah pernah menjahati orang. Dan oleh karena itu satu karma buruk saya telah terselesaikan. Pemburu tersebut sedang membuat karma baru dengan bertindak jahat terhadap saya dan dia kan menerima balasan setimpal kemudian. Adalah karena kemurahan Gusti Pangeran saya terselamatkan. Saya tidak takut menghadapi masalah, akan tetapi saya juga tidak perlu berteman dengan harimau seperti kamu maupun manusia seperti pemburu ini!”
Dan sang beruang melompat ke pohon lain meninggalkan harimau dan sang pemburu.