Pikiran yang Tak Bercabang atau One pointedness, kerap kali menjadi pembahasan dikalangan pengiat spiritual. Namun apakan sebenarnya pikiran yang tak bercabang itu, apakah itu termasuk dengan konsentrasi atau upaya memfokuskan pikiran kesuatu object tertentu.
Banyak ragam pendapat terkait dengan pikiran yang tak bercabang itu, Anand Krishna memiliki pengertian yang berbeda terkait dengan One pointedness. Dimana Anand Krishna memberikan pemahaman tentang pikiran yang tak bercabang tersebut melalui sudut pandang holistic.
Beliau memberikan penjelasan tentang pikiran yang tak bercabang tersebut di dalam lembaran buku “Youth Challenges and Empowerment” mari sama-sama kita simak penjelasan Beliau tersebut:
Istilah ini sangat sulit untuk diterjemahkan: Memfokuskan Diri dengan “Pikiran yang Tak Bercabang”. Sesungguhnya one”pointed”ness jauh lebih berfokus daripada fokus. Maka, saya menambahkan “dengan pikiran yang tak bercabang”. Fokus pada suatu titik tidak menghilangkan segala sesuatu di sekitar titik itu. Persis seperti saat mengambil foto. Kita boleh berfokus pada suatu objek, namun apa yang ada di sekitarnya tetap ada. One “pointed “ness menghilangkan, melenyapkan segala sesuatu sekitar titik fokus. Seluruh kesadaran kita, pikiran kita, terpusatkan pada titik itu.
Ini bukan konsentrasi. Konsentrasi adalah urusan pikiran saja. Dan, pikiran tidak pernah stabil, selalu naik turun, tidak bisa berada lama di suatu tempat atau pada suatu titik. Lagi pula, konsentrasi mesti selalu diupayakan. Sementara itu, one “pointed” ness bisa terjadi tanpa upaya, asal ada niat, hasrat, dan keinginan yang kuat “terhadap” titik yang dituju. Ketika titik yang dituju di”niat”kan sebagai satu-satunya kiblat dan kita mencintai kiblat itu, maka one “pointed “ness terjadi dengan sendirinya tanpa perlu diupayakan.
Apa yang terjadi saat kau “jatuh” cinta? Walau berskala kecil, saat itu pun terjadi one “pointed” ness. Setiap saat kau mengingat pacarmu, kekasihmu. Kau tidak perlu mengingatkan diri untuk mengingatnya. Ingatan itu muncul sendiri, wajah kekasih terbayang sendiri.
Sebagai seorang-pelajar, siswa atau mahasiwa, apa yang menjadi kiblatmu? Apa yang menjadi tujuanmu ke sekolah atau kampus? Pikirkan, renungkan, kemudian bertanyalah pada diri sendiri berapa banyak waktu yang kau gunakan untuk mencapai tujuan itu dan berapa banyak waktu yang kau sia-siakan untuk mengejar hal-hal lain.
Belajar. Ke sekolah untuk belajar, ke kampus untuk belajar. Bukan untuk pacaran, bukan untuk berpolitik. Apakah kau one”pointed” terhadap pelajaranmu? Silakan berkenalan dengan siapa saja, berteman siapa saja, bersahabat dengan siapa saja, tetapi tidak one “pointed” terhadap apa pun, selain pelajaranmu, tujuanmu ke sekolah dan ke kampus.
One “pointed” ness adalah latihan mental dan emosional untuk memperkuat syaraf dan nyalimu. Latihan ini juga membutuhkan tenaga yang luar biasa, tenaga ribuan kuda, yang hanya dimiliki oleh kaum muda. Maka, tentukan kiblatmu, cintailah kiblatmu. Arahkan seluruh kesadaranmu dan tunjukkan seluruh energimu untuk mencapainya. Bila kau tidak mempraktikkan one “pointed “ness ketika masih memiliki kekuatan yang luar biasa dan energi yang berlimpah, maka setelah berusia 40-an nanti kau tak dapat mempraktikkannya lagi. Saat untuk melatih diri adalah, sekarang!
Penjelasan selanjutnya bisa Anda simak melalui lembaran buku “Youth Challenges and Empowerment”, informasi pembelian buku WA Order: 087885111979.