Lagi, kita kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa. Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) HS Dillon, telah meninggal dunia di Bali pada senin (16/9) kemarin. Seperti dilansir berbagai media, diduga HS Dillon meninggal karena komplikasi jantung dan paru-paru.
HS Dillon tutup usia pada umur 74 tahun sekitar pukul 18.27 WITa di RS Siloam Kuta, Bali, setelah sebulan lamanya telah menjalani perawatan. Ia meninggalkan tiga anak serta dua cucu.
Bagi Anand Krishna sendiri, sosok Harbriderjit Singh Dillon atau HS Dillon telah menjadi sahabat dan memiliki kesan mendalam akan dirinya.
“Another lamp is extinguished, but where can the lihgt go?”, twit Anand Krishna setelah menerima khabar berpulangnya salah satu sahabatnya.
“Saya melihat beliau ini berpijak di atas kebenaran, kadang karena vokalnya banyak yang tidak senang dengan beliau, tapi di situlah kelebihan seorang Dillon. Dia mengungkapkan apa yang dia yakini sebagai kebenaran, itu yang buat dia beda dari sekian banyak orang,” kata Anand Khrisna di rumah duka RSAD Denpasar, Jl PB Sudirman, Denpasar, Bali, Selasa (17/9/2019). (https://news.detik.com/berita/4709328/sahabat-kenang-hs-dillon-ikon-persahabatan-indonesia-india)
Lebih lanjut Humanis Spiritualis Anand Krishna menilai HS Dillon sebagai ikon persahabatan antara India dengan Indonesia.
“Selain itu saya juga melihat dia adalah ikon dalam hal persahabatan antara India dan Indonesia. Perbuatannya kerja samanya untuk meningkatkan hubungan itu di berbagai forum internasional maupun nasional dan jasa-jasa beliau untuk Indonesia akan kita kenang sepanjang masa sebagai teman seperjuangan dengan Gus Dur juga, dia juga berdiri bersama Gus Dur ketika begitu banyak guncangan yang dialami Gus Dur,” ujarnya. (https://news.detik.com/berita/4709328/sahabat-kenang-hs-dillon-ikon-persahabatan-indonesia-india)
Hari ini (17/9) Jenazah telah diberangkatkan ke tempat kremasi dan abunya akan dimakamkan di TMP Kalibata. (https://news.detik.com/berita/d-4709478/abu-jenazah-hs-dillon-akan-disemayamkan-di-tmp-kalibata?tag_from=news_beritaTerkait)
“Saya sudah mengetahui waktu itu hampir dua tahun yang lalu jadi beliau sedang mengalami apa yang disebut gagal jantung, jadi jantungnya sudah mulai kacau, dan yang saya lihat itu semangat beliau, ya tapi dalam keadaan, begitu pun dia masih bisa berkarya, kemana-mana dan sendirian Cuma didampingi oleh protokolnya dan sebagainya yang salah satu inspirasi bagi kita semua,” ucap Anand Krishna.
“Saya dekat dengan beliau dalam kondisi apapun dan juga sama saya ketika mengalami guncangan dan saya ingat juga beliau menulis kata pengantar untuk salah satu buku saya jadi banyak sekali,” katanya. (https://www.antaranews.com/berita/1066482/anand-krishna-hs-dillon-ikon-persahabatan-india-indonesia)
Biografi singkat HS Dillon yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Keluarga
HS Dillon lahir di Medan pada 23 April 1945. Ia merupakan salah satu anggota keluarga terkemuka di Medan, yakni Singh.
2. Sekolah
Pria keturunan India ini menempuh pendidikan S-1 di Universitas Sumatera Utara. Kemudian, HS Dillon melanjutkan gelar PhD di Universitas Cornell, New York tahun 1983.
3. Karir
HS Dillon sempat dipercaya menjabat dalam pemerintahan. Misalnya, pada tahun 2001 ia menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Kemudian, selama lima tahun ia juga tergabung dalam Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Selain itu, pria yang memiliki tiga orang anak ini aktif di berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjabat sebagai vice president di Asian Society of Agricultural Economist.
Pada 1993, HS Dillon dipercaya Menteri Luar Negeri (Menlu) Ali Alatas sebagai utusan khusus untuk membantu Jacques Diouf menjadi Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO).
Suami dari Drupadi S. Harnopidjati tersebut pernah juga menjadi Utusan Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan di era Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (1998-2003) dan Anggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (2000-2001).
4. Penghargaan
Atas jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara, HS Dillon diganjar penghargaan Bintang Jasa Pratama dari Presiden SBY pada 2010, serta Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Joko Widodo pada 2015.
5. Sakit
Ia menghembuskan nafas terakhir akibat komplikasi penyakit jantung dan paru-paru.
Selamat jalan, pak Dillon!